Produksi lakorn ini natural dan sederhana hampir di semua hal: wardrobe, rumah, gaya hidup, dsb. Cuma pake t-shirt dan jeans doang pemainnya udah pada keren. Kalian wajib coba nonton ini kalo mau tontonan yang ringan, manis, hangat, dan lucu. Tapi, kalo kalian mengharapkan banyak romance scene, maka lakorn ini bukan untuk kalian. Plot lakorn ini ga bikin stres sama sekali. Hantunya juga ga menakutkan dan kisah horornya menghibur. Antagonisnya ga terlalu annoying. Bahkan Top, Ibunya, dan Wonchana ga terlalu berbahaya. Ceritanya malah more focused ke “keluarga” Hideko yang selalu menghibur. Chemistry-nya bagus, mereka semua hangat dan ceria, membantu semua orang, dan yang pasti, LUCU. Aku berharap bisa jadi anggota mereka LOL. Juga orangtua Pum dan Tree; mereka hangat.
Tree bukan superhero yang selalu menyelamatkan Pum, dll. Dia hanya pria baik hati biasa, bahkan dalam adegan tertentu, Pum yang menyelamatkannya, tapi aku suka karakter yang biasa ini. Pum; aku suka karakternya yang kuat, berani, lucu, tapi pemalu. Aku ga pernah khawatir seseorang akan menggertak/mengeksploitasi/melecehkannya, bcs dia bisa membela diri. Pum-Tree bukan pasangan yang mesra, tapi aku suka manisnya mereka.
James Ma-Nittha berhasil membangun chemistry sejak masa kecil Pum dan Tree. Mereka punya kualitas bermain yang menyenangkan sebagai aktor. Keduanya kuat dalam humor. Mereka juga memainkan emosi aktor lain dengan sangat baik. Chemistry mereka bagus dan fresh; tapi ga sebagus Nittha-Mark. Nittha sangat pandai menyampaikan ekspresi mikro yang halus.
In my opinion, hampir seluruh scene aman dan nyaman untuk ditonton. Ga ada scene erotis, pelecehan ekstrem, dan pakaian yang terlalu terbuka untuk pemeran wanita. But, nonton ini tuh hampir lelah sih, bcs ada cutting dan screentime dari plot yang berbeda yang dilakukan dengan buruk. Seharusnya beberapa scene yang ga ada relevansinya dicut aja. Meskipun begitu, aku sangat menyukai scene flashbacknya. Ada backsong yang beberapa kali menarik perhatian aku, bcs cuttingnya cocok sama scene.
Aku akan rewatch, maybe di beberapa episode terakhir aja.
Tree bukan superhero yang selalu menyelamatkan Pum, dll. Dia hanya pria baik hati biasa, bahkan dalam adegan tertentu, Pum yang menyelamatkannya, tapi aku suka karakter yang biasa ini. Pum; aku suka karakternya yang kuat, berani, lucu, tapi pemalu. Aku ga pernah khawatir seseorang akan menggertak/mengeksploitasi/melecehkannya, bcs dia bisa membela diri. Pum-Tree bukan pasangan yang mesra, tapi aku suka manisnya mereka.
James Ma-Nittha berhasil membangun chemistry sejak masa kecil Pum dan Tree. Mereka punya kualitas bermain yang menyenangkan sebagai aktor. Keduanya kuat dalam humor. Mereka juga memainkan emosi aktor lain dengan sangat baik. Chemistry mereka bagus dan fresh; tapi ga sebagus Nittha-Mark. Nittha sangat pandai menyampaikan ekspresi mikro yang halus.
In my opinion, hampir seluruh scene aman dan nyaman untuk ditonton. Ga ada scene erotis, pelecehan ekstrem, dan pakaian yang terlalu terbuka untuk pemeran wanita. But, nonton ini tuh hampir lelah sih, bcs ada cutting dan screentime dari plot yang berbeda yang dilakukan dengan buruk. Seharusnya beberapa scene yang ga ada relevansinya dicut aja. Meskipun begitu, aku sangat menyukai scene flashbacknya. Ada backsong yang beberapa kali menarik perhatian aku, bcs cuttingnya cocok sama scene.
Aku akan rewatch, maybe di beberapa episode terakhir aja.
Esta resenha foi útil para você?